Pada Minggu (20/10/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan siapa saja orang orang yang akan membantunya di periode keduanya menjabat segera setelah pelantikan Presiden. Saat itu diluar riuhnya kabar calon menteri, adanya sejumlah menteri yang tidak lagi dipakai Jokowi. Mereka akan meninggalkan kabinet setelah selesai masa jabatannya. Faktor yang menyebabkannya banyak seperti dari segi usia, kinerja buruk selama menjabat, hingga tersandung korupsi.
Berikut dibawah ini sejumlah nama menteri yang tidak dipertahankan Jokowi di periode kedua diantaranya yaitu :
- Darmin Nasution (Menteri Koordinator Perekenomian)
Menko Darmin Nasution memang bukan nama yang dipertahankan kembali untuk mengisi kursi menteri. Tetapi yang menjadi alasannya tidak diketahui secara pasti. Tetapi jika dilihat dari usinya Menteri kelahiran Tapanuli tersebut sekarang berusia 70 tahun. Disisi lain pada Jumat (18/10/2019) ini mengundang 10 menteri ke Kantor Kemenko Perekonomian.
- Ignasius Jonan (Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral)
Ignasius Jonan juga masuk kedalam daftar menteri yang tidak dipakai lagi Jokowi di periode keduanya. Pasalnya pada Senin (8/7/2019), mantan Dirut PT KAI tersebut pernah ditegur Jokowi dalam siding kabinet paripurna di Istana Negara. Teguran tersebut dikarenakan impor yang tinggi di sektor minyak dan gas.
- Rini Soemarno
Rini Soemarno selaku Menteri BUMN juga pernah mendapat teguran dari Jokowi dalam acara yang sama. Dengan adanya teguran itu dipastikan Rini tidak akan dipakai lagi Jokowi di periode keduanya. Rini juga ditegur terkait tingginya impor di sektor minyak dan gas.
- Enggartiasto Lukita
Enggartiasto Lukita juga masuk kedalam daftar yang tidak digunakan Jokowi. Pasalnya dirinya tersandung kasus korupsi. Penyidik KPK memanggil Politikus NasDem tersebut beberapa kali untuk bersaksi dalam kasus dugaan suap terkait kerja sama penyewaan kapal PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) dan PT Pupuk Indonesia Logistik (PILOG). KPK telah menggeledah Kantor Kementrian Perdagangan, termasuk ruang kerja Enggar. Dimana saat itu disitanya sejumlah dokumen tentang perdagangan gula rafinasi.